Senin, 27 Agustus 2012

Pelangi Di Bawah Naungan Langit





Aku titik air.
Aku bening dan tak berwarna.
Rapuh dan tak memiliki apa-apa.
Mudah terhempas dan hilang
Hanya menyelinap, tanpa disadari kehadirannya

Saat Langit mengulurkan tangannya,
menarikku ke sisinya,
membawaku ke dalam dekapan eratnya,
membalutku dengan sinar mentari yang hangat,
Saat itulah ...
Kebahagiaanku terpancar melalui semburat warna indah
Lembut dan samar, namun nyata keindahannya.
Saat itulah ...
Aku menjadi Pelangi

Bersama Langit,
Aku menghiasi lukisan kehidupan
Menambahkan warna-warni indah
Menorehkan lukisan ceria

Bersama Langit,
Aku memberikan sentuhan setelah hujan
Menghadirkan romansa indah di sela hawa dingin 

Bersama Langit,
dan hanya bersama Langit.

Tapi ...
Jangan selalu memandangku sebagai Pelangi
Jangan hanya menilai warna warni yang aku pancarkan
Jangan menginginkan tempatku berada
Jangan menilaiku hanya lewat sekilas pandangan mata

Pahamilah, 
Bahwa sebelumnya ...
Telah lama aku menjadi Titik Air
Telah lama aku terpuruk di dasar bumi yang paling dalam
Telah lama terhempas dan terlupakan
Yang hanya mampu menghadirkan suram dan dingin,
melalui hujan yang turun deras seiring air mataku.
Sampai Langit menarikku dalam dekapannya

Sekarang, aku adalah Pelangi
Yang indah dan ceria
Yang berwarna dan mampu menghadirkan bahagia
Yang aman berlindung di bawah naungan Langit
Yang menjadi indah dan bermakna karena dekapan Langit
Yang berwarna ceria karena belaian Langit 

Sekarang aku adalah Pelangi
Seperti yang kau lihat
Tapi pahamilah, bahwa aku juga pernah menjadi Titik Air,
yang bening dan tak berwarna,
yang tak mungkin kau lihat hanya dalam sekilas pandangan mata,
tanpa kau pahami. 

Aku bahagia menjadi Pelangi
Langit adalah tujuan hidupku
Langit adalah masa depanku
Dan ...
Langit adalah bahagiaku.

Jadi biarkanlah aku, dalam dekapan Langitku.

270812





Tidak ada komentar:

Posting Komentar