Tuhan....
Biarkan aku berkhayal. Aku hanya sekedar lelah dengan semua kenyataan hidup.
Jika... dan hanya jika, Tuhan, Kau memutuskan bahwa semua tugas dan tanggung jawabku di dunia ini telah selesai, dan Kau memberiku hadiah : aku boleh memilih 10 hal yang paling ingin kulakukan bersama orang yang sangat aku kasihi, maka aku ingin melakuan ini; hal sederhana yang pernah hilang dalam hidupku:
- Mendengarkan suara detak jantungnya; suara detak yang membuatku merasa aman, karena aku tahu, kau ada di sini, dekat denganku, untuk mencintaiku.
- Mendengarnya tertawa; suara yang telah lama tidak kudengar, hilang tertutup banyaknya teriakan dan caci maki. Suara yang menghilang karena salah dan khilafku. Suara yang sangat kurindukan, hingga kerinduan itu terasa perih.
- Memasak untuknya; hal yang tak pernah kulakukan, dan sangat ingin kulakukan, untuk memanjakannya dan menyayanginya.
- Mengajarinya memegang capung; mengingat salah satu momen terbaik kami, pada masa terindah perjalanan sebuah kisah, yang terekam jelas dalam benakku. Capung selalu mengingatkanku akan banyanya tawa dan kebahagiaan pada saat itu.
- Mendengarnya memetik gitar; mendengar nada nada yang mengalun lembut, kadang disertai senandungnya. Bukan sekedar nada yang dipetik jemari lentik, tapi nada yang dipetik dengan jiwa. Membuat lagu yang mengalun, begitu indah.
- Menjelajahi pedesaan bersamanya; menjelajahi tempat yang begitu tenang dan indah, tempat dimana semua perbedaan serasa memudar, diisi dengan banyaknya senyum hangat dan tawa ceria, dikelilingi semua keindahan, berbalut kesederhanaan.
- Melukis pelangi; melukis pelangi yang baru, berdua dengannya, dalam satu kanvas yang bersih. Karena aku pernah memilih warna yang salah, sehingga lukisan pelangi kami yang lama, penuh coretan dan akhirnya kelabu. Karena ada warna yang telah menghilang dari lukisan pelangi itu, yang tidak tergantikan dan menyisakan ruang luka yang teramat dalam; ruang luka yang belum disembuhkan.
- Menggenggam tangannya; dan tidak akan aku lepaskan. Dan aku juga tidak akan membiarkannya melepaskan. Karena dengan menggenggam tangannya, aku yakin aku akan mampu melanjutkan perjalanan ini, walaupun jalan yang dilalui menanjak dan berbatu.
- Memandang wajahnya; dan tidak akan pernah berpaling. Selamanya hanya satu, tujuan hidupku. Sehingga saat semua begitu berat dan aku terpaksa memejamkan mata, saat kubuka lagi, aku akan memandang wajahnya, yang selalu memberi kekuatan. Aku ingin dalam perjalanan ini, aku dapat memandang wajahnya, dan bukan punggungnya yang berjalan menjauh.
- Menghembuskan nafas terakhirku di dalam pelukanmnya; tak ada kata yang ingin kutulis tentang ini. Aku hanya ingin menghembuskan nafas terakhirku, di dalam pelukannya.
Itu saja, Tuhan. Terima kasih...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar