Baru sejenak kurasakan pagi dan siang, yang cerah dan penuh warna,
warna dan harum bunga yang kutanam bersamamu.
Namun sekarang terasa remang-remang.
Senja yang datang terlalu cepatkah ini?
Atau hanya awan mendung yang sekejap menggelapkan jalan kita?
Segera kucari cahaya ...
Karena keremangan ini menakutkanku.
Karena keremangan ini membuatku tertinggal dari langkahmu.
Karena keremangan ini membuatku tak dapat menikmati
indahnya warna bunga yang kutanam bersamamu,
... di jalan kita.
Lalu aku teringat akan lilin kita.
Lilin yang kunyalakan belum lama bersamamu.
Lilin yang selalu menghangatkanku, saat dingin dan gelap menyapa.
Kuambil dan kupegang lilin kita dengan kedua belah tanganku.
Mengangkatnya cukup tinggi agar bisa menerangi jalan kita.
Keremangan itu perlahan mulai sirna,
walau belum menjelma menjadi terang.
Akupun dapat melanjutkan langkahku, menyusul dan mengimbangi langkahmu.
Namun mengapa rasanya berbeda?
Mataku dapat melihat, kakiku dapat melanjutkan langkah.
Namun mengapa terasa dingin?
Kuturunkan sejenak lilin kita.
Kupandangi dan aku tahu apa sebabnya.
Apinya mengecil ...
Apinya bergoyang nyaris padam karena hembusan angin.
Aku segera melindungi nyala api itu dengan tanganku.
Namun, aku hanya mampu menggunakan sebelah tanganku,
untuk melindungi api itu agar tidak padam.
Karena aku harus memegang lilin itu dengan tanganku yang lainnya,
agar aku terus dapat berjalan, mengejar dan mengimbangi langkahmu.
Kalau aku menggunakan kedua tanganku ...
Maka aku karus meletakkan lilin kita, dan berhenti melangkah.
Dan aku akan tertinggal olehmu ...
Aku ingin berteriak memanggil namamu, yang masih terus melangkah.
Hentikanlah sejenak langkahmu, dan palingkanlah wajahmu.
Berbaliklah menghampiriku ...
Aku memerlukanmu ...
Aku memerlukan sebelah tanganmu,
untuk melindungi nyala api kita.
Aku memerlukan sebelah tanganmu,
untuk menghalangi angin meniup nyala api kita.
Aku memelukan sebelah tanganmu,
untuk membuat nyala api kita kembali besar.
Berjalanlan berdampingan denganku ...
Bantulah aku menjaga nyala lilin kita.
Sampai keremangan ini berlalu ...
Sampai terang kembali datang ...
Aku tahu, dalam keremangan ini ...
Kita harus berjalan lebih lambat dari sebelumnya.
Kita harus berhati-hati melangkahkan kaki di jalan kita.
Kita harus lebih bersabar melalui jalan ini.
Namun ...
Aku percaya,
saat keremangan tergantikan oleh terang ...
Kita akan kembali dapat berlari dan bergembira bersama,
seperti yang sudah kita lakukan.
Karena itu ...
Berikanlah sebelah tanganmu, bantulah aku menjaga lilin kita.
Agar jangan hembusan angin ini memadamkannya.
Temani langkahku melewati keremangan ini.
Aku berharap ...
Keremangan ini hanya sesaat, dan segera berganti dengan terang.
Karena aku sudah tak sabar ...
Ingin segera berlarian penuh canda tawa bersamamu,
... di jalan kita.
310112
Tidak ada komentar:
Posting Komentar